- JUDUL PROGRAM
POLA PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH
(Pelatihan Ketrampilan Pengelolaan Sampah di Dusun Bantardowo, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang)
- LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan yang sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama adalah sampah. Sampah merupakan sisa-sisa benda atau barang yang telah digunakan manusia. Pada dasarnya sampah merupakan konsep buatan manusia. Sampah dapat dibagi menjadi dua bentuk. Yang pertama anorganik dan organik. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda yang tidak dapat diuraikan. Contohnya adalah plastik, kaleng, dan lain-lain. Sedangkan sampah organik adalah sampah yang terbentuk dari zat-zat organik dan dapat diuraikan, contohnya daun. Masyarakat masih menganggap bahwa sampah itu merupakan limbah yang harus disingkirkan dari lingkungannya. Sehingga tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi muara dari aktivitas manusia tersebut. Akan tetapi, tempat pembuangan akhir tersebut memiliki keterbatasan dalam menampung volume sampah yang yang semakin bertambah tiap tahunnya.
Berdasar pada sistem pengelolaan sampah, pengelolaan harus mengutamakan pada minimalisasi sampah dan pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang berguna. Dalam menangani permasalahan ini telah banyak program yang dicanangkan berbagai pihak untuk dijalankan. Namun program-program yang ada cenderung berpola top-down sehingga keberhasilannya masih berada pada tataran atas. Untuk itu diperlukan alternatif cara pengelolaan sampah yang lebih humanis dan dapat menjangkau semua kalangan karena berpola bottom-up yakni melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk dan sampah anorganik menjadi beragam barang-barang hasil kreativitas warga seperti mengolah sampah plastik menjadi tas dan payung, sampah sedotan menjadi bross, dan sebagainya.
Pembekalan ketrampilan bagi warga untuk mengolah sampah baik organik maupun anorganik menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi merupakan salah satu penerapan pemilahan dalam usaha untuk membatasi volume sampah yang merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan sampah di suatu masyarakat dengan pola intensif. Dikatakan kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan dikoordinasi secara langsung oleh warga Dusun Bantardowo. Dengan memberikan pembekalan kepada warga berupa ketrampilan mengolah sampah, akan ditemukan satu langkah yang inovatif dalam usaha untuk membiasakan masyarakat memilah-milah sampah. Dan pada akhirnya masyarakat akan lebih menghargai sampah sesuai dengan nilai dan jenisnya sehingga mau untuk memilah sampah yang pada saatnya dapat mengurangi timbunan atau volume sampah. Ketrampilan mengolah sampah juga dapat menumbuhkembangkan perekonomian rakyat karena warga dapat berkreasi memanfaatkan sampah dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya menjadi menjadi lebih bermanfaat, baik dari segi lingkungan untuk mengurangi volume sampah maupun segi ekonomi berupa pengolahan sampah plastik menjadi barang-barang bernilai jual.
Masyarakat di Dusun Bantardowo memiliki beberapa pola pengelolaan sampah. Pengelolaan yang dimaksud yakni terbatas pada pemusnahan sampah dengan cara dibuang, dibakar serta ditimbun. Pada masyarakat yang pola pengelolaan sampah dengan cara dibuang dilakukan dengan cara membuang sampah di sungai dan blumbang. Sedangkan pada masyarakat yang memusnahkan sampah dengan cara membakar dan atau menimbun tanpa memilah terlebih dahulu akan memberikan dampak pencemaran lingkungan jangka panjang. Ditambah dengan kebiasaan primitif di mana masih banyak yang sekedar membuang bungkusan sampah dengan sengaja di sepanjang jalan.
Keberhasilan dalam penanganan masalah sampah harus didukung oleh tingkat kesadaran warga Dusun Bantardowo yang tinggi. Sosialisasi dan penyuluhan mengenai pengolahan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual sudah pernah diadakan sebelumnya tetapi mengalami kemacetan dan tidak berlanjut karena kesadaran masyarakat hanya ada pada saat program dijalankan. Dari sini dapat diketahui bahwa sumber masalah dari pengelolaan sampah yang kurang tepat berawal dari pola perilaku masyarakat yang bersangkutan.
Pola perilaku yang baik merupakan salah satu tolok ukur pola pemikiran yang baik pula. Secara sosiologis, pola perilaku masyarakat merupakan pengejawentahan dari pribadi yang bersangkutan untuk nantinya berubah menjadi tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan bentuk perilaku masyarakat yang sudah diakui secara universal, baik maupun buruk. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat untuk merubah pola perilaku masyarakat dalam upaya penyadaran dengan merubah pola pikir terlebih dahulu dalam hal pengelolaan sampah yang berbeda pada tiap tipe sampah pada warga Dusun Bantardowo agar sampah menjadi lebih bermanfaat. Tolok ukur keberhasilan dalam merubah pola perilaku pengelolaan sampah ini bisa dilihat dari berjalannya dan semakin berkembangnya kreativitas warga Dusun Bantardowo secara berkelanjutan dalam mengolah sampah meskipun program sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan telah usai. Untuk itu proposal dengan judul “POLA PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH (Pelatihan Ketrampilan Pengelolaan Sampah di Dusun Bantardowo, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang)” diajukan dalam upaya untuk penyadaran secara menyeluruh.
- PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :
- Bagaimana pelaksanaan rangkaian kegiatan pada saat sebelum kegiatan, saat kegiatan, maupun sesudah kegiatan pelatihan ketrampilan pengelolaan sampah di Dusun Bantardowo, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang?
- Bagaimana respon warga Dusun Bantardowo terhadap pelatihan ketrampilan yang dilakukan?
- Bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan ketrampilan telah selesai dilaksanakan?
- TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui pelaksanaan rangkaian kegiatan pada saat sebelum kegiatan, saat kegiatan, maupun sesudah kegiatan pelatihan ketrampilan pengelolaan sampah di Dusun Bantardowo, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Semarang.
- Mengetahui respon warga Dusun Bantardowo terhadap pelatihan yang dilakukan.
- Mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan telah selesai dilaksanakan.
- LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah sebagai berikut:
- Merubah pola pikir masyarakat serta penyadaran jangka panjang terkait pentingnya pengelolaan sampah guna peningkatan perekonomian warga Dusun Bantardowo.
- Masyarakat merubah pola perilaku dalam pengelolaan sampah dengan langkah awal pada kesadaran pemilahan sampah untuk nantinya memanfaatkan sampah sebagai bahan utama yang nantinya dapat didaur ulang sesuai dengan jenis sampah agar lebih bermanfaat dan dikelola menjadi barang-barang ekonomis yang mempunyai nilai jual.
- Warga Dusun Bantardowo dapat memahami pentingnya mendaur ulang sampah sebagai alternatif untuk berwirausaha dengan memberi nilai ekonomis pada sampah.
- Lingkungan menjadi bersih, sehat, dan sampah bermanfaat.
- GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARANDusun Bantardowo RT 02/RW 07 merupakan salah satu desa di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati. Terdapat 50 kepala keluarga yang bertempat tinggal di dusun tersebut. Mayoritas warga di Dusun Bantardowo bermata pencaharian sebagai kuli bangunan, namun masih banyak pekerjaan lain yang dilakukan oleh warga Dusun Bantardowo, seperti menggembala sapi dan kambing, membuat arang dari kayu, serta membuka warung kecil-kecilan di rumah.Dusun Bantardowo masih dapat dikategorikan sebagai daerah tertinggal, bila dibandingkan dengan dusun-dusun lain yang ada di Kelurahan Sekaran yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pedagang, dan usaha-usaha lainnya seperti membangun tempat kos, warung makan, dan lain-lain, karena kawasan ini merupakan kawasan pendidikan tinggi dan akses jalannnya masih bagus. Sedangkan akses jalan menuju Dusun Bantardowo masih sangat sulit, karena keadaan jalannya yang curam, sehingga menghambat masuknya alat transportasi di dusun tersebut, termasuk juga truk pengangkut sampah yang bertugas mengambil sampah-sampah yang ada lingkungan masyarakat. Hal ini berdampak pada pola perilaku pengelolaan sampah yang ada di Dusun Bantardowo.Hampir seluruh warga di Dusun Bantardowo mengolah sampah- sampahnya dengan cara membuang sampah di sebuah blumbang yang dibuat sendiri oleh warga di sekitar rumahnya kemudian dibakar secara bersama-sama baik itu sampah organik maupun sampah anorganik, sehingga banyak sampah anorganik yang ketika dibakar tidak bisa hancur dan terurai yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Ada juga yang mengubur atau menimbun sampah di dalam tanah secara bersamaan baik itu sampah organik maupun sampah anorganik, bahkan membuang sampah di sungai. Bahkan masih ada juga warga yang belum mempunyai MCK di rumahnya yang berakibat pula pada pola kegiatan pembuangan sampah manusia yang biasanya dilakukan di sungai yang ada di Dusun Bantardowo yaitu Sungai Kaligarang.
- METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Proposal yang disusun ini merupakan bidang pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan pelatihan langsung pada masyarakat, yang didahului dengan sosialisasi sebagai upaya pengenalan karakteristik awal masyarakat sekaligus penyadaran namun tidak terkesan menggurui. Sosialisasi dengan ini diawali dengan kegiatan tukar pendapat bersama yang dilanjutkan pemberian motivasi, memberikan penyuluhan, dan memberikan pembekalan ketrampilan kepada warga. Setelah serangkaian kegiatan sosialisasi usai, dilanjutkan dengan pelatihan ketrampilan pengolahan sampah.
Adapaun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Persiapan dan Pematangan Konsep Kegiatan
Pada tahap ini, anggota terlebih dahulu melakukan survei untuk melihat kondisi yang ada di lapangan. Pematangan konsep kegiatan meliputi pembagian kerja anggota dan pembuatan jadwal kegiatan.
- Persiapan Program
Dalam tahap persiapan program ini dilakukan proses:
- Perijinan ke kelurahan Sekaran.
- Menyediakan alat-alat yang akan digunakan.
- Menyediakan tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
- Pelaksanaan Program
Pelaksanaan pelatihan ketrampilan pengolahan sampah di Dusun Bantardowo, Kelurahan Sekaran dilakukan selama 4 bulan. Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang masyarakat untuk diajak bertukar pendapat terkait permasalahan pengelolaan sampah. Setelah kegiatan sharing usai, anggota tim merangsang para peserta untuk saling memberikan motivasi terkait pengelolaan sampah dilanjutkan memberikan penyuluhan kepada warga Dusun Bantardowo mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang tepat guna melalui program pelatihan ketrampilan dengan mendaur ulang sampah dalam salah satu agenda kelurahan yakni Forum Kesehatan Kelurahan Siaga (FKKS) yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali setiap hari Minggu pada tiap bulannya secara rutin. Dalam acara ini akan dihadiri oleh kader-kader FKKS, orang-orang yang berpengaruh di Kelurahan Sekaran, serta perwakilan dari setiap kepala keluarga yang diundang. Peran metode pelatihan ketrampilan di sini sangat krusial dan memakan durasi lebih panjang. Bentuk nyata metode ini adalah mengajak peserta pelatihan untuk berbagi pendapat, memberikan ruang untuk mengeluarkan uneg-uneg terkait dengan permasalahan pola perilaku pengelolaan sampah, dan memberikan pelatihan ketrampilan untuk mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, yang langsung disambung dengan proses penyuluhan awal. Kemudian setelah proses tersebut terselesaikan dan masyarakat merasa nyaman dengan keberadaan tim penyuluh, sosialisasi dilanjutkan dengan uji coba awal potensi warga dalam pengelolaan sampah.
- Tahap Pelatihan
Setelah terlaksananya sosialisasi maka selanjutnya yang dilakukan adalah mengadakan pelatihan secara langsung. Masyarakat dilatih dan praktik langsung untuk mengelola sampah dengan membuat produk-produk kerajinan dari sampah.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Pemberitahuan kepada warga setempat untuk memilah sampah organik dan anorganik.
2. Mempersiapkan peralatan yang meliputi lahan untuk proses pembuatan pupuk, mesin jahit, pola/desain kerajinan, lem, cat, gunting, benang, dan karung.
4. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi kegiatan, yakni berupa respon yang didapat dari peserta pelatihan yang dikader untuk turut menggerakkan kesadaran dalam pengelolaan sampah. Sehingga hasil yang diperoleh dari pelatihan ini tidak otomatis berhenti setelah program usai, karena kesadaran jangka panjang seluruh masyarakat untuk mengelola sampah merupakan indikator keberhasilan pelatihan ketrampilan ini.
Penyusunan laporan kegiatan pelatihan ketrampilan pengolahan sampah oleh warga Dusun Bantardowo dilakukan setelah seluruh program selesai dilaksanakan.
5 komentar:
Artikel ini menarik karena isinya mengenai pemberdayaan pengelolaan sampah,apabila bisa terealisasi dusun bantardowo bisa menjadi dusun yang bersih dan rapi,sampah-sampah tidak dibuang di sungai atau hanya sekedar dibakar saja..
memberi manfaat yang besar untuk warga setempat.
saya tertarik sekali mengenai pengelolaan sampah itu,
smgt...!!?
he
kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang cara mengolah sampah yang baik di dusun bantardowo sesuai dengan artikel yang disajikan diatas masih minim. Peran serta kita sebagai mahasiswa dalam upaya memberdayakan masyarakat kaitannya dengan pengolahan sampah sangatlah diperlukan.
mohon izin copas kaka tureferensi,,
apakah ada RAB y?
Posting Komentar